Dulu pernah jadi Blogger rajin post terus masuk ke fase blogger gonta ganti template tapi tidak post dan akhirnya jadi museum blogger, jujur dulu curhatan semua di blogkan, tapi kadang ada yang bilangin kok curhat sampai dimuat ke blog, sehingga akhirnya bermunculan para blogger muda yang tulisannya kalau baca itu sampe membuat hati nyaman, tatanan katanya rapih bagai nyindennya priyayi kraton, nyeleneh tapi elegan, balik melihat blog sendiri gag ada peningkatan dan akhirnya pupus dan minder, saya blogger bukan jurnalis atau citizen report, paragraf demi paragraf dalam blog ini hanyalah perlipur hati agar kuat menghadapi kenyataan.
Jaman berganti, Vlog bermunculan, dulunya sih youtuber, hanya karena youtuber pangsanya profitles ngejar adesense sampe videonya seperti nyampah, vlog pun makin profitles contoh yang keluarga petir itu, raupan pundinya jangan dibilang cuman nungguin unbox saja viewnya jutaan, coba bayangkan berapa ribu bandwith terbuang hanya untuk liatin orang unbox sangat unfaedah
Tetap eksis ngeblog sungguh tantangan yang sangat susah dijaman sosial media, dimana status langsung ditumpahkan saja ke dinding pertemanan, dijaman ngeblog segala unek dituliskan dalam bentuk cerita, kadang tidak teratur dan sesuatu yang lucu-lucunya itu tersirat disana, katanya diari tetapi semua orang boleh baca, jaman waktu monyet masih bercinta diari digembok dan pada akhirnya beberapa ilmuwan dan programer membuat diari digital untuk menuliskan segala catatan kembang karena paper sangatlah formal.
Ngeblog harus didukung dengan komunitas atau kelompok, tujuannya adalah tukar pikiran mengenai teknis ngeblog itu sendiri, blogger pun kadang kala tukar pranala bahkan saling kunjung mengunjungi blog, budayakan koment dan tinggalkan jejak, nah saat ini kadang hal demikian sudah agag canggung karena materi blog sudah berat-berat komen candaan bisa viral HAHAHA yo wes itu sajah akhir dari curhatan ini, see you